Seniman
Barbershop atau Lukisan
Bisa dibilang ini adalah pilihan, antara menjadi seorang barbershop atau menjadi seniman di Pulau Terluar Indonesia, lagi-lagi cerita kali ini mengenai Enggano aku harap kalian ga bosen ya :)
Well, hidup di Pulau yang sangat jauh dari kota bukanlah keinginan Wan Afri alias Afrianto Laki-laki kelahiran Curup, 30 April 1983. Sebelum menetap Wan pernah beberapa kali liburan di Pulau Enggano, dan tidak ada niat untuk menetap di Pulau ini, Namun siapa sangka ternyata di awal Tahun 2017 Wan menetap selamanya di Pulau nan Indah. Di beberapa kesempatan Wan berkelana ke beberapa daerah, menjalani berbagai profesi untuk menghasilkan uang, dan melupakan kemampuan lukisan-nya yang sangat mempesona. Sekembalinya Ke Enggano, memulai kehidupan baru di tempat yang sering ia manfaatkan untuk berlibur, berhasil mengalir-kan kembali jiwa seni yang pernah ia lupakan sejak ia berkelana. Benar kata orang jiwa seni akan terus mengalir pada orang yang mencitai seni itu sendiri, mau dimanapun kita berada jika menatap objek yang indah, jari tangan tak bisa diam untuk tidak menuangkan karya yang telah diciptakan oleh Maha Kuasa Allah SWT.
Enggano berhasil membawanya kembali, Karya yang dihasilkan pun berbagai macam mulai dari lukisan canvas yang tak kalah indah, kendalanya adalah soal pemasaran. wan tuh kreativ banget pokoknya, semua hasil karya-nya sugguh mempesona i am impresed.dan wan juga membuat baju lukis yang sempat mendapat bantuan dana dari Desa, namun penjualan baju lukis tidak berjalan lancar, akan tetapi sejak adanya anak KKN (Kuliah Kerja Nyata) baju lukis yang di buat wan perlahan mulai terjual, dan pemasaran baju lukis mulai di sebar ke Kota Bengkulu keren bener kan, btw i have one baju lukis karya wan :) Thanks Wan. Menjadi pelukis tidak bisa membuat Wan bertahan hidup di Pulau Enggano karena di tempat ini sebuah karya lukisan tidak selamanya dapat berganti menjadi uang, sehingga Wan memutar otak dan beralih profesi sebagai Pangkas Rambut keliling.
So, 2020 wan sudah punya barbershop kecil-kecilan di tempat ia tinggal, wan juga tetap melukis jika ada yang meminta, nah terakhir wan melukis dinding PAUD, permeter di hargai 300k biasanya wan melukis 12 sampai 18 meter tergantung dengan permintaan, hal
ini dilakukan hanya untuk menyalurkan hobi, wan bercerita :
"jadi lukisan wan termasuk pada lukisan suryalis. Aliran lukisan Suryalis identic
dengan warna cerah dengan ciri khas dengan 2tekhik menjadi 1 misal penggabungan
anatomi dan anime, seperti melukis mata harusnya lebih kecil daripada bibir namun
sebaliknya mata dan bibir itu harus seimbang atau mata lebih besar secara teori
lukis ini salah namun wan melakukan itu untuk menyalurkan hobi dan sampai saat
ini wan tetep mempertahankan. Selalu menciptakan sesuatu yang baru,
melestarikan lukisan yang selalu menggambarkan keadaan pulau enggano. Salah
satu cara untuk selalu mempromosikan pulau enggano dengan cara lukisan. Dagang
kosmetik juga"
banyak profesi yang sudah wan lewati semua itu untuk memenuhi kebutuhan pribadi wan sendiri, keren banget dah pokonya :)
Komentar
Posting Komentar